Anda adalah orang yang sangat saya hargai, saya hormati, saya banggakan. Dulu. Ya itu dulu. Sebelum semua keadaannya berubah seperti sekarang ini. Ketika mereka tak mendapatkan izin untuk mengikuti sesuatu yang ingin mereka ikuti, ketika mereka tak dibolehkan untuk pergi ke tempat yang jauh, ketika mereka tidak bisa bermain sampai larut, ketika mereka harus pulang ketika bel sekolah berbunyi, aku tidak mengalami semua hal yang sangat merusak keindahan masa muda itu. Dan aku bangga, karena dengan senangnya aku berkata kepada mereka "aku boleh". Aku tidak perlu melakukan kebohongan untuk mendapatkan kata "boleh".
Semua kebebasan itu, sama sekali tidak menunjukkan tanda tak sayangnya Anda padaku. Aku tau Anda sangat menyayangi aku, dan mempercayai aku. Percaya akan semua hal yang ku lakukan adalah masih di dalam norma dan nilai yang berlaku. Percaya bahwa aku dapat menjaga kepercayaan yang Anda berikan sebaik-baiknya. Dan aku memang menjaganya.
Aku yang semakin beranjak dewasa ini, hingga akhirnya mengenal cinta. Entahlah. Sepertinya Anda mencabut kepercayaan itu. Sedikit. Sedikit. Sedikit. Setiap pertemuan, butir-butir kemarahan Anda berjatuhan. Bahkan meskipun pertemuan itu bukan dengannya. Aku mengerti dengan ketakutan Anda bahwa aku akan seperti mereka yang tak terjaga atau menjaga. Tapi sungguh, melarang aku pergi kemanapun itu berlebihan. Apalagi melihat aku yang dulu bebas.
Aku memohon kepada Anda, jangan perlakukan aku seperti itu. Itu membuat aku sedih. Bukan itu saja. rasa hormat serta penghargaanku pada Anda pun perlahan menyusut. Butir-butir keohonganpun banyak berjatuhan dari bibirku. Bisa kita seperti dulu, saling percaya, mama?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar