Bukit. Langit. Gelap. Bintang. Aku. Dia. Entah malam minggu yang ke berapa dalam hubungan kami. Seratus? Dua ratus? Mungkin lebih. Semuanya indah. Semuanya berarti. Termasuk malam ini. Kami berbincang tentang keseharian. Tapi semuanya terasa penting. Berbincang tentang hal-hal yang pernah membuat kami terluka. Berbincang tentang hal-hal yang sering kami tertawakan. Hal-hal yang membuat kami saling mencintai. Dia bangkit berdiri, menarik tanganku yang masih terduduk di tanah. Memelukku, berbisik ... "Nikah yuk!". 2 kata yang sangat sederhana membuatku menatapnya meminta keseriusan. Dia memasang cincin di jari manisku ...
Dan aku tahu itulah malam minggu yang terindah.
Dan aku tahu itulah malam minggu yang terindah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar