Minggu, 30 Oktober 2011

untitled

Gue duduk, diem, tiba-tiba berfikir. Kenapa gue pacaran sama Aji ya? Dulu sempet terlintas di kepala gue, gimana ya kalo gue pacaran sama anak warjok? Tapi di kepala gue bukan Aji. Oke, anak warjok itu laki-laki semua, mereka semua kakak kelas gue di SMA. Meskipun gue gak kenal banget sampe dalem gimana mereka, tapi gue gak mau pacaran sama salah satu dari mereka. Ilfeel. Mereka juga ilfeel sama gue haha. Kita temenan aja biasa. Tapi rasanya mereka gak memperlakukan gue seperti wanita pada umumnya. Hina-hinaan mah udah biasa banget. That's why i dont wanna them.

my photography

Di semester 3 ini saya mendapatkan mata kuliah fotografi. Maklum lah jurusan kuliah saya Ilmu Komunikasi. Berikut ini adalah foto-foto yang saya ambil untuk memenuhi tugas kuliah saya, amateur :)


 Ini adalah jenis foto warna, perpaduan dari 2 warna atau lebih



 Jenis foto garis



 Jenis foto tekstur



 Jenis foto framing, si objek membentuk bingkai untuk model



 framing juga



 Jenis foto kontras, bisa kontras cahaya gelap terang atau kontras warna



 Jenis foto pola, terdiri dari bentuk yang berulang

Cuma foto-foto amatir yang dianggap bagus sama dosen :)

Selasa, 11 Oktober 2011

Cerita Kita Dalam 10 Bulan

8 Mei 2010
Ada telepon. Gue angkat. Swa.
"Pake nomer siapa, Swa?"
"Aji"
Aji saved.

Oktober 2010
Prima sms Aji pake hp gue
"Gue jelek ya?"
"Iya"
"Bukan gue yang ngirim"
"Ini siapa?"
"Rina, tadi yg sms temen gue"
Magrib ...
"Sholat dulu magrib tuh"
"Iya sih, Ji"


10 Oktober 2010
"10-10-2010 jam 10 lewat 10"
"Tanggal bagus, Ji. Please banget tembak gue"
"Dor!"
"Mana?"
"Lho kok lo bales? kan udah gue tembak, mati dong"
"zzzzzz"

"Smsan yuk"
"Ayuk"
"Asik, tapi kok Rina sih yang bales? Gak ada yang lebih cakep apa?"
"Gue manis kali, Ji"

"Ji, ketauan gak sih gue suka sama salah satu dari lo semua?"
"Gak, emang lo suka sama siapa?"
"Sukur deh hehe"
"Lo suka sama siapa?"
"Ih mau tau aja lo"

23 Oktober 2010
"Gue ke rumah lo ya"
"Oh yaudah"
"Eh tapi ngapain ya gue ke rumah lo?"
"Ya main aja"
"Yaudah deh gue ke rumah lo ya"
"Iya, entar gue jemput di prapatan"
"Eh gak jadi lah, gue bingung tau nanti di rumah lo ngapain"
"Ih lo tuh, terserah lah"
"Yaudah deh gue kesana"
----------------------
"Eh gue udah di prapatan rumah lo nih"
"Alah boong"
"Beneran gue di ramanuju"
"Awas lo kalo boong, gak temen lah"
"Demi Allah gue disini"
"Yaudah gue kesana"

Beberapa minggu kemudian
Gue pasang status 'Pacar saya jelek"
besoknya...
"Iya sih gue mah jelek"
"gak kok lo ganteeeeeng banget"
"Kemaren kata lo pacar lo jelek"
"Yang penting kan gue sayang"
"makasih ya sayang"
(Belom pacaran)

"Ji, entar jemput gue ya di damkar"
"Jam berapa?"
"Jam 2 kayanya"
"Liat nanti ya, takut gak bisa"
-----------------
"Eh, lo sampe Cilegon jam berapa?"
"Jam 2, jemput ya"
"Iya, gue jemput ya"

2 Desember 2010
"Eh maaf tadinya gue niat bangun jam 12 tapi apa daya mata tak sampai. Gue gak tau gimana bisa, tapi gue juga sayang sama lo"
"Kok bisa ya, padahal awalnya gue juga gak tau, tapi yaudahlah mungkin emang ini jalannya. Masa sih gak bisa bangun jam 12"
"Haha yaudahlah liat aja sampe kapan kita bertahan"

First Call
"Halo"
"Halo Assalamualaikum"
Waalaikumsalam. Aji? Ngapain lo nelpon gue?"
"Ya terserah gue lah, lo kan pacar gue"

1 September 2011
Berantem Aji mau ke pantai.
"Aku berangkat ke pantai ya"
"Kita putus aja ya"
------------------
"Sayang kok jadi gini sih? Jangan putus ya, kita besok 9 bulanan lho"
" :( "
"Plis yang jangan putus ya :( "
"Iya sayang, maafin aku ya udah ngomong gitu"

2 Oktober 2010
"Selamat 10 bulanan ya sayang"
To be continued...
 

mantan ~ @hurufkecil #15harimenulis diblog

hey kamu,
dulu kamu bilang dia manis
kamu bilang dia baik hati
kamu pdkt dengannya kurang lebih seminggu
kemudian pacaran, dan putus 2 minggu kemudian
setelah jadi mantan, tak saling menyapa

hey kamu,
dulu kamu bilang temannya lebih baik
kemudian kalian pdkt dengan waktu yang sama singkatnya
kemudian pacaran, lalu kamu bosan, dan putus seminggu kemudian
setelah jadi mantan, tak saling menegur

hey kamu,
dulu kamu bilang dia manis
kamu bilang dia penyabar
kemudian kalian pdkt  dengannya kurang dari sebulan
kemudian pacaran, lalu ternyata dia posesif, dan putus dua bulan kemudian
setelah jadi mantan, kamu  merasa dia mengganggumu

hey kamu,
dulu kamu bilang dia tampan
kamu bilang dia pacar impianmu
kemudian kalian pdkt satu hari
kemudian pacaran, lalu pacarnya ada tiga, dan putus sebulan kemudian
setelah jadi mantan, putus hubungan

hey kamu,
dulu kamu bilang dia baik hati
kamu bilang dia kaya, dan sangat sayang padamu
kemudian kalian pdkt dua bulan
kalian pacaran, lalu kalian sering bertengkar, dan putus satu setengah bulan kemudian
setelah jadi mantan, anjing-anjingan

hey kamu,
dulu kamu bilang dia yang terbaik
kamu bilang dia sangat sayang padamu
kemudian kalian pdkt kurang dari seminggu
kemudian pacaran,  lalu pacarnya ada dua, dan putus tiga minggu kemudian
setelah jadi mantan, bermusuhan

hey kamu, 
jangan pdkt terlalu sebentar
kenali pasanganmu dulu
jaga hubungan baik dengan mantanmu
mereka semua pernah jadi orang yang berarti, kan?


for my beloved sista :)

Senin, 10 Oktober 2011

hujan ~ #15harimenulisdiblog

16 November 2010
Tepat sehari sebelum perayaan hari raya kurban, jam 7 pagi kamu menjemput aku di rumah. Kita berlari pagi di jogging track. Balapan lari, ah bodohnya, tentu saja aku kalah.

Lelah. Kita duduk di bangku taman berdua. Saling bercerita. Hujan pun datang. Tadinya hanya berupa tetesan kecil. Entah kenapa aku tidak ingin beranjak dari sana. Sampai akhirnya tetesan yang lebih besar datang menyerang, kitapun berlari mencari tempat berteduh. 

Di tukang somay kita duduk dengan orang-orang lain yang juga berteduh. Dingin sekali. Kamu menawarkan pelukan dengan tertawa. Ehm, kita belom pacaran lho.

Setelah hujan menipis, kita naik motor dengan ditutupi jas hujan, satu untuk berdua. Ada rasa aneh. Hangat. Ups. Kita berteduh lagi karena hujan tak kunjung berhenti sampai 2 jam kedepan. Rasanya hujan itu membawa sejuta perasaan untuk hati kita masing-masing. Waktu itu, kamu curi-curi mengecup kepalaku. Ehm, kita belom pacaran lho.


for my dearest Aji Munaji, remember this, darl?

Minggu, 09 Oktober 2011

hadiah ~ #15harimenulisdiblog

24 Februari 2009
Tepat usianya 18 tahun. Sehari sebelumnya aku berkeliling ke pusat perbelanjaan untuk mencari hadiah yang tepat untuk usianya yang bertambah-atau berkurang? Sesuatu yang bermanfaat. Aku tidak suka memberi benda yang hanya untuk hiasan. Sesuatu yang sangat spesial untuk orang yang singgah dihatiku bertahun-tahun lamanya, ya tentunya tanpa dia tahu. Mungkin dia tahu. Mungkin juga tidak. Ah, sudahlah. Akhirnya aku memutuskan untuk membelikannya jam beker berbentuk masjid dan bersuara adzan sebagai suara alarmnya. Dia orang yang taat beribadah.

Tepat di hari ulang tahunnya aku menunggunya di depan ruang kepala sekolah, tempat dimana setiap orang lewat sehingga aku mudah menemukannya. Tiga orang temanku memperhatikanku dari jauh. Rasanya detak jantungku seperti mau meledak, begitu juga dengan teman-temanku, they really know what i feel. Dia lewat. Aku memanggilnya. Dengan getaran dari ujung rambut sampai ujung kaki aku berusaha terlihat sewajar mungkin. "Ini ka, kadonya. Selamat ulang taun ya", suaraku tidak bisa menyembunyikan rasa tegangku. "Makasih banyak, ya", dia tersenyum sangat manis. Dia mengusap kepalaku. Rasanya aku butuh oksigen saat itu juga. Aku butuh kaki lain yang lebih kuat untuk menopang tubuhku. 

Ketika dia pergi, semua temanku langsung menghampiriku. Aku memeluk mereka dan berusaha bernafas lebih lega. Kata mereka, mereka seperti habis menyaksikan sinetron.

Besoknya, dia lewat di hadapanku-dan kebetulan melihatku. Dia berkata "Kadonya bagus, saya suka", sambil tersenyum dan mengacungkan jempol. Aku pingsan.

Jumat, 07 Oktober 2011

pesan ~ @hurufkecil #15harimenulisdiblog

Semuanya belom lama terjadi. Tepatnya seminggu yang lalu. Saat itu aku terkunci-maksudnya sengaja dikunci-oleh teman-temanku di toilet. Mereka meninggalkanku dengan suara tawa yang sangat puas. Mereka memang sangat jahil. Aku hanya berteriak-teriak sampai kerongkonganku kering, tapi tak ada juga yang membukakan pintu. Aku mulai panik dan berteriak semakin keras. Tiba-tiba pintu terbuka. Laki-laki. Aku ingin berteriak, tapi dia langsung pergi. Akupun hanya tertegun memandang punggungnya. 

Aku berjalan ke kelas sambil mencoba mengingat dia anak kelas berapa. Tapi tak juga kuingat. Aku berbalik ke perpustakaan. Ibu guru mengusirku karena terlambat. Aku memilih novel-novel yang ringan untuk dibaca. Ketika aku melihat ke depan, ada laki-laki itu! Yang tadi menolongku. Aku menghampirinya dan mengucapkan terima kasih atas pertolongannya. Dia tidak menjawab, lalu pergi. Aku shock.

Sejak saat itu, aku punya rutinitas baru di sekolah. Masuk ke perpustakaan, mencarinya, menyapanya, kemudian ditinggal pergi. Sampai hari ketiga aku melakukan hal yang sama dan mendapat reaksi yang sama juga. Aku pun mulai membentaknya. "Lo itu kenapa sih? Setiap gue ajak ngomong selalu ninggalin gue pergi? Salah gue apa ke lo?". Reaksinya lagi-lagi sama seperti kemarin, pergi meninggalkanku. "Gue jelek ya? Makanya lo gak mau ngomong sama gue?", teriakku. Apa sih aku, aku bukan gadis yang terlahir dengan wajah di bawah standar, hehe.

Keesokan harinya aku ke perpustakaan lagi. Entah kenapa aku begitu penasaran. Aku mengambil novel yang biasa ku ambil. Membukanya sambli terus mencari-cari Eka, nama laki-laki itu. Aku mengetahuinya dari penjaga perpustakaan. Dia kakak kelasku. Aku tidak menemukan Eka. Aku kesal dan memilih membaca novel. Ada kertas kecil terselip disana. Ku buka perlahan. Isi pesannya "Kamu cantik, Diana. Eka. ". Senyumku langsung tersungging membacanya. 

Aku menghampiri penjaga perpustakaan dan bertanya apakah Eka sudah kesini atau belum. "Eka kan pindah ke Kalimantan", jawab ibu penjaga. Aku terduduk lemas sambil menggenggam pesan kecil dari Eka.

Kamis, 06 Oktober 2011

telur dadar ~ @hurufkecil #15harimenulisdiblog

Pagi hari
"Sayang, aku lagi makan nih", isi smsnya pagi ini.
"Iya sayang, pake apa?", balasku.
"Telur dadar"

Siang hari
"Sayang, jangan lupa makan ya", aku mengirim sms untuknya.
"Iya sayang, ini aku lagi masak buat makan siang", jawabnya.
"Masak apa sayang"
"Telur dadar"

Malam hari
"Sayang, udah makan?", isi smsnya ketika aku selesai makan. 
"Udah sayang, baru aja. Kamu?", balasku.
"Udah juga sayang hehe"
"Oh, pake apa sayang makannya?"
"Telur dadar"
Aku mulai gusar. Apa tak ada jawaban lain setiap kutanya dengan apa dia makan? Tapi begitulah dia setiap harinya. Memasak sendiri untuk menu makannya. Karena itu dia memilih menu yang instan seperti telur dadar atau mie instan. Bukan karena dia suka.
Dia bukan anak kos. Ibunya adalah seorang wanita yang sibuk sehingga dia harus mengurus dirinya sendiri.

"Sayang, kamu suka gak punya pacar kaya aku?", tanyaku suatu hari."Seneng dong, apalagi kalo kamu bisa masak buat aku. Tapi sayang kamu gak bisa masak". "Heh! enak aja! aku bisa masak tau!". "Alah, buktiin dong", tantangnya sambil terus meledekku.

"Sayang, badan aku panas, di rumah gak ada orang", smsnya malam itu langsung membuatku jungkir balik. Aku berpakaian seadanya dan langsung mengendarai motorku ke rumahnya. Di kamarnya dia terbaring pucat. Aku mengambil air dingin dan mulai mengompres kepalanya. "Sayang, aku laper", rintihnya. Aku langsung ke dapurnya. Kubuka kulkas, banyak sayur-sayuran disana. Sop, sayur asem, dan bayam. Aku tak bisa memasak apapun di antara mereka. Aku bingung sampai akhirnya mataku tertuju pada telur di bagian pintu kulkas. 

Segera ku campurkan telur dengan bawang merah, cabe rawit, dan garam tentunya. Aku menggorengnya dengan penuh hati-hati. Ya, dia benar. Aku tidak bisa memasak. Setelah aku yakin ini sudah matang, kubawa ke kamarnya.

"Kamu masak?", tanyanya. Halah, masa aku habis cuci piring sih. Dia melihat piring yang kubawa, nasi dengan telur dadar diatasnya, dan dihiasi kecap yang membentuk wajah tersenyum. Dia tersenyum. "Yaudah kalo gak mau makan!", aku merasa diledek. "Eh, enak aja. Suapin dong", hah manjanyaaa. Tapi aku mentolerir berhubung dia sedang sakit. 

Aku menyuapkan sesendok nasi dengan telur. Dia mengunyah sebentar, kemudian berhenti. Dia tersenyum. "Gak enak ya?", aku bertanya dengan wajah memelas. Dia merebut piring yang aku pegang, kemudian makan sendiri dengan lahapnya. Aku tersenyum. "Enak ya masakan aku, lahap banget?", aku menggodanya. "Gara-gara aku laper aja jadinya enak", jawabnya dengan muka sok. "Ih sayaaaaaaang", aku mencubit perutnya. Dia hanya tertawa.

Rabu, 05 Oktober 2011

taman kanak-kanak ~ @hurufkecil #15harimenulisdiblog

Mereka berlarian, saling berkejaran. Penuh tawa dan keceriaan, tanpa beban dan masalah yang berarti. Aku suka duduk disini, Taman Kanak-kanak Harapan Bangsa. Memandangi mereka bocah-bocah yang imut. Rasanya jiwa ingin menculik salah satu dari mereka sangat besar. Mereka terlalu lucu dan menggemaskan. Sayang, mereka tak lepas dari pengawasan para guru berseragam abu-abu. 

Dia seumur mereka. 5 tahun. Berlari-lari seperti mereka. Memelukku saat lelah berlari. Bercerita tentang sulitnya menghafal huruf A-Z. Menyanyi lagu Balonku atau Bintang Kecil. Memintaku membuatkan bekal yang enak. Tapi tidak lagi. Si kecil Aedes Aegypti menghisap darahnya, menghisap hidupnya. Aku tak bisa melakukan apa-apa untuknya. Begitu juga orang yang ingin disebut Dokter. Hanya doa dan harap yang aku kuatkan. Sampai dia pergi.

Di Taman Kanak-kanak ini, aku mencoba mengingat wajah mungilnya. Rengekannya ketika meminta mainan baru. Lamunanku buyar. Anak-anak yang berlarian itu berteriak-teriak padaku. "Orang gila... Orang gila...". Aku bangkit dan meninggalkan TK itu, membenarkan rambutku yang kusut dan bajuku yang robek.

Selasa, 04 Oktober 2011

hilang ~ @hurufkecil #15harimenulisdiblog

Januari 2006
Kami berjabat tangan waktu itu, sambil menyebutkan nama kami masing-masing. Kemudian bertukar nomor handphone. Ah, betapa tidak tau malunya aku meminta berkenalan. Beberapa hari kemudian, ku ketahui dia adalah murid yang sangat berprestasi di SMP terbaik di kotaku. Berbanding terbalik denganku. Cinta pada pandangan pertama itu, semakin besar. Hubungan kami sangat baik, meskipun dia tidak menganggapku lebih dari seorang teman. Tak masalah.

Juli 2007
Kami berada di sekolah yang sama. Aku mati-matian belajar agar bisa masuk SMA terbaik di kotaku, tempatnya bersekolah. Kini kami berada di lingkungan yang sama, sebagai senior-junior. Aku harus memanggilnya dengan sebutan "Ka" untuk menghormatinya. Tentu saja karena dia adalah Ketua Osis di sekolah itu. Hubungan kami tidak sedekat dulu. Ada berbagai batas di antara kami, saling menjaga jarak. Tapi hubungan kami masih tetap baik karena akupun akhirnya masuk Osis juga :)

Mei 2009
Hari kelulusan itu tiba. Dia lulus dan harus menimba ilmu di perguruan tinggi terbaik di Indonesia. Jauh. Sampai saat itu, aku tak pernah sekalipun menyatakan cintaku. Tapi aku yakin dia mengetahuinya. Dan menghargaiku.

Oktober 2010
Hampir 5 tahun aku mencintainya. Sangat dalam. Dan tidak terbalas-yang ini menyakitkan-olehnya. Sampai saat ini aku tidak menjalin hubungan khusus dengan laki-laki lain. Aku... mencintainya. Tidak peduli bagaimana perasaannya. Di bulan ini, 'dia yang lain' datang. Temanku, tidak dekat. Dan kami menjadi dekat mulai bulan ini. Menjalani hari-hari bersamanya itu... menyenangkan. Aku suka.

Desember 2010
'Dia yang lain' menyatakan cintanya padaku. Kamipun menjalin hubungan. Aku mencintainya. Tapi aku masih mencintai 'dia yang lama'. Cinta selama 5 tahun itu tidak bisa hilang begitu saja.

Oktober 2011
10 bulan aku dan 'dia yang lain' menjalin hubungan. Aku sangat menyayanginya. Perlahan aku merasakan, cintaku kepada 'dia yang lama', hilang...

Minggu, 02 Oktober 2011

Timeline ~ @hurufkecil #15harimenulisdiblog

Waktu itu saya melihat teman saya me-retweet status sebuah akun. Saya lihat akunnya cukup unik. Tapi saya belum berminat untuk follow akun tersebut. Saya beraktivitas seperti biasa. Di hari yang lain, saya melihat akun tersebut kembali muncul di timeline saya. Saya mulai penasaran dan membuka timelinenya. Menarik. Saya suka tweetnya. Kemudian saya follow akun tersebut. Sampai saat ini, akun tersebut mewarnai timeline saya, bahkan kadang memenuhi hingga update yang lain tertutup. 

Suatu ketika teman saya datang ke rumah. Kami memiliki selera yang sebagian besar sama. Kemudian saya perlihatkan akun tersebut kepada teman saya. Seperti dugaan saya, diapun menyukainya. Tweetnya terkadang lucu, terkadang mendramatisir, dan semuanya... membuat senyum di bibir saya. Andai saja saya bisa berkenalan dengan pemilik akun tersebut. Terima kasih telah menjadi alasan untuk tersenyum saat membaca timeline, @hurufkecil

Sabtu, 01 Oktober 2011

pekenalan ~ @huruf kecil #15harimenulisdiblog

Tuuuut... Tuuuut... Tuuuut
Sudah 7 kali aku mencoba menghubunginya. Tapi yang kudengar dari tadi hanyalah nada sambung yang lebih mirip orang buang angin. 23 pesan singkatku tak ada satu pun yang terbalas. Kami berjanji bertemu malam ini pukul 7 malam. Dan sekarang waktu sudah menunjukkan pukul 6 lewat 30, malam. Aku merebahkan tubuhku di kasur kesayanganku, mencoba membagi bebanku. Aku mencoba meneleponnya sekali lagi, terserahlah. 

Tuuuut... Tuuuut... "Hallo", terdengar suara dari seberang sana. Aku berjingkrak senang. Tapi tunggu, suaranya... wanita! "Ha.. Hallo", jawabku ragu. "Dengan Rina?", tanya wanita itu. Suaranya terdengar agak marah. Hey, aku yang seharusnya marah disini. Berani sekali mengambil alih ponsel pacarku. "Iya, maaf ini dengan siapa? Kenapa bisa pegang hp Aji?", nadaku tidak kalah ketus. "Saya mamanya Aji. Ajinya lagi keluar sebentar", jawabnya. Rasanya dunia berhenti berputar, darah berhenti mengalir, oksigen dan karbon dioksida berhenti bertukar di paru-paruku. Ini mamanya. 

Selama 10 bulan kami menjalin hubungan, tidak pernah aku diperkenalkan pada mamanya. Aji memang belum boleh berpacaran. Padahal usianya sudah memasuki kepala dua. Alasannya? Mamaya takut pacarnya akan mengajak menikah. "Oh maaf bu, kalau begitu nanti saya telepon lagi aja", suaraku bergetar takut. "Rina siapanya Aji?", tanyanya. "Sa.. Saya temennya Aji bu", aku berbohong. Aku khawatir Aji yang akan kena imbasnya kalau aku berani mengaku bahwa aku kekasihnya selama 10 bulan ini. Mamanya memang agak keras. "Temen? Temen kencan?", tanyanya lagi. Aku hanya terdiam.

"Gini lho neng, Aji kan masih kuliah, masih harus belajar. Ibu takut kalau pacaran bikin konsentrasi kuliah Aji pecah nantinya. Ibu juga gak mau Aji nikah di usia muda", kata mamanya. 
Aku terdiam sesaat dan menarik nafas. "Bu, saya juga masih kuliah, saya punya cita-cita yang mau saya capai dulu. Saya juga gak pernah berfikir akan menikah secepat itu. Masalah konsentrasi kuliah, Insya Allah gak akan pecah bu. Kami gak saling mengganggu kok kalau dalam urusan kuliah. Buktinya IP kita semester ini sama-sama naik", aku mencoba memberi pengertian.
"Coba nanti buktiin kata-kata kamu ya. Kalo semester ini IP Aji dan kamu naik, berarti kalian bisa dipercaya" katanya tegas.
Aku tertegun Aku diberi kesempatan. "Jadi saya boleh pacaran sama Aji, Bu?" tanyaku antusias.
"Dengan persyaratan tadi ya. Nanti dateng ya ke rumah. Ibu mau kenal sama kamu" 
"Oh iya, Bu, nanti saya datang", jawabku senang. Telepon pun berakhir. Aku kegirangan. Akhirnya aku bisa berkenalan dengan orang tua pacarku.

Aku berdandan secantik mungkin. Aku melaju ke rumah Aji. Baru saja aku mau mengetuk pintu rumahnya, pintunya terbuka. Aji. Dia rapi sekali. Dia terkejut bukan main karena aku berani datang ke rumahnya. Aku hanya tersenyum...

Sepatah Kata Untuk Idolaku


HAPPY BIRTHDAAAAAAAY MAS ALITT SUSANTO

Posting ini khusus gue tulis buat @shitlicious yang selama ini udah baik banget mau ngehibur kita semua meskipun dia harus dihina, dicaci, dimaki di twitter. Tapi dia rela asal kita semua bahagia. Kita jangan sampai seperti dia ya teman-teman, cukup dia dan teman seperjuangannya saja, @poconggg, yang merasakan penderitaan hebat itu.

Who is Mas Alit? Buat yang belom kenal Mas Alit, rugi banget deh. Dia itu mahasiswa  abadi, pemimpin Tuna Asmara, dan seleb twitter. Dia juga  penulis hebat lho. Gak bisa deh gak ngekek kalo baca tulisannya. Coba aja baca disini. Dari gaya tulisannya, gue sempet ngebayangin Mas Alit itu cowok yang cool dengan suara sexi dan style mendukung. Tapi setelah melihat stand up comedy nya, ternyata suaranya medok dengan tampang pas-pasan :p. Tapi itu semua gak membuat para followernya mengklik tombol unfollow di acc @shitlicious . Kita semua tetap sayang sama Mas Alit :)

Di hari ulang tahunnya ini, gue mau berdoa buat Mas Alit. Semoga lo cepet kelar skripsinya, bisa berkarir sesuai dengan jurusan kuliah lo tapi pastinya masih aktif nulis juga, semoga dapet pasangan hidup yang setia sama lo Mas meskipun agak susah. Pokoknya semua yang terbaik buat lo :)

LOVEYOUUUUUUU Mas Alit :*

nb : gue udah punya pacar lho mas, lo cowok kedua yang gue ucapin loveyou . oh iya mas itu tulisan happy birthdaynya di klik yaa :)