Jumat, 07 Oktober 2011

pesan ~ @hurufkecil #15harimenulisdiblog

Semuanya belom lama terjadi. Tepatnya seminggu yang lalu. Saat itu aku terkunci-maksudnya sengaja dikunci-oleh teman-temanku di toilet. Mereka meninggalkanku dengan suara tawa yang sangat puas. Mereka memang sangat jahil. Aku hanya berteriak-teriak sampai kerongkonganku kering, tapi tak ada juga yang membukakan pintu. Aku mulai panik dan berteriak semakin keras. Tiba-tiba pintu terbuka. Laki-laki. Aku ingin berteriak, tapi dia langsung pergi. Akupun hanya tertegun memandang punggungnya. 

Aku berjalan ke kelas sambil mencoba mengingat dia anak kelas berapa. Tapi tak juga kuingat. Aku berbalik ke perpustakaan. Ibu guru mengusirku karena terlambat. Aku memilih novel-novel yang ringan untuk dibaca. Ketika aku melihat ke depan, ada laki-laki itu! Yang tadi menolongku. Aku menghampirinya dan mengucapkan terima kasih atas pertolongannya. Dia tidak menjawab, lalu pergi. Aku shock.

Sejak saat itu, aku punya rutinitas baru di sekolah. Masuk ke perpustakaan, mencarinya, menyapanya, kemudian ditinggal pergi. Sampai hari ketiga aku melakukan hal yang sama dan mendapat reaksi yang sama juga. Aku pun mulai membentaknya. "Lo itu kenapa sih? Setiap gue ajak ngomong selalu ninggalin gue pergi? Salah gue apa ke lo?". Reaksinya lagi-lagi sama seperti kemarin, pergi meninggalkanku. "Gue jelek ya? Makanya lo gak mau ngomong sama gue?", teriakku. Apa sih aku, aku bukan gadis yang terlahir dengan wajah di bawah standar, hehe.

Keesokan harinya aku ke perpustakaan lagi. Entah kenapa aku begitu penasaran. Aku mengambil novel yang biasa ku ambil. Membukanya sambli terus mencari-cari Eka, nama laki-laki itu. Aku mengetahuinya dari penjaga perpustakaan. Dia kakak kelasku. Aku tidak menemukan Eka. Aku kesal dan memilih membaca novel. Ada kertas kecil terselip disana. Ku buka perlahan. Isi pesannya "Kamu cantik, Diana. Eka. ". Senyumku langsung tersungging membacanya. 

Aku menghampiri penjaga perpustakaan dan bertanya apakah Eka sudah kesini atau belum. "Eka kan pindah ke Kalimantan", jawab ibu penjaga. Aku terduduk lemas sambil menggenggam pesan kecil dari Eka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar