Mereka berlarian, saling berkejaran. Penuh tawa dan keceriaan, tanpa beban dan masalah yang berarti. Aku suka duduk disini, Taman Kanak-kanak Harapan Bangsa. Memandangi mereka bocah-bocah yang imut. Rasanya jiwa ingin menculik salah satu dari mereka sangat besar. Mereka terlalu lucu dan menggemaskan. Sayang, mereka tak lepas dari pengawasan para guru berseragam abu-abu.
Dia seumur mereka. 5 tahun. Berlari-lari seperti mereka. Memelukku saat lelah berlari. Bercerita tentang sulitnya menghafal huruf A-Z. Menyanyi lagu Balonku atau Bintang Kecil. Memintaku membuatkan bekal yang enak. Tapi tidak lagi. Si kecil Aedes Aegypti menghisap darahnya, menghisap hidupnya. Aku tak bisa melakukan apa-apa untuknya. Begitu juga orang yang ingin disebut Dokter. Hanya doa dan harap yang aku kuatkan. Sampai dia pergi.
Di Taman Kanak-kanak ini, aku mencoba mengingat wajah mungilnya. Rengekannya ketika meminta mainan baru. Lamunanku buyar. Anak-anak yang berlarian itu berteriak-teriak padaku. "Orang gila... Orang gila...". Aku bangkit dan meninggalkan TK itu, membenarkan rambutku yang kusut dan bajuku yang robek.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar