Pada masa SMA yang indah dulu, gue terjebak tergabung dalam sebuah organisasi yang bernama Sispalara. Disana gue ketemu orang-orang yang sekarang menjadi sahabat-sahabat gue. Tapi diantara orang-orang yang tiap hari bikin gue ngakak sampe kotak tertawa gue abis dan sampe disumbang sama spongebob, terselip seorang laki-laki yang bernama Joko Sembung Firmanto. Tiap hari kerjaannya jadi bahan omelan cewek-cewek di Sispalara. Gak ada akurnya. Kita udah nganggep dia itu super duper nyebelin.
Kamis, 17 November 2011
Selasa, 15 November 2011
wisudaku masih beberapa taun lagi~
Maceeeeeeeeeeeeeet !
Begitu pemandangan pagi gue di sekitar gerbang tol Cilegon Timur sampai ke terminal. Gue gak begitu heran, berhubung ada Hotel Mangkuputra disana, gue langsung menduga kalo ada yangkawinan nikahan. Ya, karena gue udah menyimpulkan kalo bulan November ini adalah musim kawin nikah. Gimana enggak, kemaren gue pergi dan ngeliat sekitar 15 janur kuning menggantung di jalanan. sabar... sabar... 6 tahun lagi biar tepat umur 25, itupun kalo ada calon *lirik pacar*.
Begitu pemandangan pagi gue di sekitar gerbang tol Cilegon Timur sampai ke terminal. Gue gak begitu heran, berhubung ada Hotel Mangkuputra disana, gue langsung menduga kalo ada yang
Minggu, 13 November 2011
my special people~
Setiap orang pasti punya orang-orang spesial yang mengisi hidupnya masing-masing, orang yang berarti, yang pasti membuat kita merasa nyaman kalo ada mereka. so do i, i had pretty much special people in my wonderful life. this they are...
Sabtu, 12 November 2011
saturday night
Aku masih ingat dimana kita menghabiskan malam minggu bersama untuk yang pertama kali. Di rumahku, tanggal 23 Oktobe 2010. Kurang lebih setahun yang lalu. Malam itu tidak ada sedikitpun perasaan cinta di antara hati kita, switswit. Berbeda dengan saat ini.
Di malam minggu ini, aku sangat mengharapkan kehadiranmu. Aku lelah hari ini, jadi ingin bersamamu... Aku tahu kamu gak akan datang...
Kamis, 10 November 2011
badutku~
badutku yang lucu,
dia ingin merokok, merengek-rengek minta izin. Aku bentak. Aku suruh dia meminta sambil menangis. huuuu...huuuu... dia berpura-pura menangis. Mukanya melas. Aku tertawa. Satu rokok untuknya.
badutku yang lucu
ada anak kecil dengan ibunya, dia diam. Keudian tertawa-tawa begitu senang. Aku bingung. Aku melihat badutku, sedang meledek anak kecil itu. Dia tak berhenti tertawa. Aku juga tertawa.
Kamis, 03 November 2011
Karena Nila Setitik, Rusak Susu Sebelanga
Peribahasa lama ini, sadar atau gak sadar sangat sering terjadi di kehidupan kita yang fana ini, halah. Seringkali kesalahan seseorang yang bahkan sangat kecil sekalipun dapat menutupi sejuta kebaikan yang pernah orang itu buat. Mungkin memang benar kalau kepercayaan itu mahal, sekali dirusak maka akan susah lagi mendapatkannya. Tapi tidak selayaknya juga kita memandang atau menjudge seseorang atas kesalahannya dengan tidak memperhitungkan kebaikan yang pernah dia buat. Kembali lagi ke kodrat manusia yang tidak pernah luput dari salah dan lupa.
Minggu, 30 Oktober 2011
untitled
Gue duduk, diem, tiba-tiba berfikir. Kenapa gue pacaran sama Aji ya? Dulu sempet terlintas di kepala gue, gimana ya kalo gue pacaran sama anak warjok? Tapi di kepala gue bukan Aji. Oke, anak warjok itu laki-laki semua, mereka semua kakak kelas gue di SMA. Meskipun gue gak kenal banget sampe dalem gimana mereka, tapi gue gak mau pacaran sama salah satu dari mereka. Ilfeel. Mereka juga ilfeel sama gue haha. Kita temenan aja biasa. Tapi rasanya mereka gak memperlakukan gue seperti wanita pada umumnya. Hina-hinaan mah udah biasa banget. That's why i dont wanna them.
my photography
Di semester 3 ini saya mendapatkan mata kuliah fotografi. Maklum lah jurusan kuliah saya Ilmu Komunikasi. Berikut ini adalah foto-foto yang saya ambil untuk memenuhi tugas kuliah saya, amateur :)
Ini adalah jenis foto warna, perpaduan dari 2 warna atau lebih
Jenis foto garis
Jenis foto tekstur
Jenis foto framing, si objek membentuk bingkai untuk model
framing juga
Jenis foto kontras, bisa kontras cahaya gelap terang atau kontras warna
Jenis foto pola, terdiri dari bentuk yang berulang
Cuma foto-foto amatir yang dianggap bagus sama dosen :)
Selasa, 11 Oktober 2011
Cerita Kita Dalam 10 Bulan
8 Mei 2010
Ada telepon. Gue angkat. Swa.
"Pake nomer siapa, Swa?"
"Aji"
Aji saved.
Oktober 2010
Prima sms Aji pake hp gue
"Gue jelek ya?"
"Iya"
"Bukan gue yang ngirim"
"Ini siapa?"
"Rina, tadi yg sms temen gue"
Magrib ...
"Sholat dulu magrib tuh"
"Iya sih, Ji"
10 Oktober 2010
"10-10-2010 jam 10 lewat 10"
"Tanggal bagus, Ji. Please banget tembak gue"
"Dor!"
"Mana?"
"Lho kok lo bales? kan udah gue tembak, mati dong"
"zzzzzz"
"Smsan yuk"
"Ayuk"
"Asik, tapi kok Rina sih yang bales? Gak ada yang lebih cakep apa?"
"Gue manis kali, Ji"
"Ji, ketauan gak sih gue suka sama salah satu dari lo semua?"
"Gak, emang lo suka sama siapa?"
"Sukur deh hehe"
"Lo suka sama siapa?"
"Ih mau tau aja lo"
23 Oktober 2010
"Gue ke rumah lo ya"
"Oh yaudah"
"Eh tapi ngapain ya gue ke rumah lo?"
"Ya main aja"
"Yaudah deh gue ke rumah lo ya"
"Iya, entar gue jemput di prapatan"
"Eh gak jadi lah, gue bingung tau nanti di rumah lo ngapain"
"Ih lo tuh, terserah lah"
"Yaudah deh gue kesana"
----------------------
"Eh gue udah di prapatan rumah lo nih"
"Alah boong"
"Beneran gue di ramanuju"
"Awas lo kalo boong, gak temen lah"
"Demi Allah gue disini"
"Yaudah gue kesana"
Beberapa minggu kemudian
Gue pasang status 'Pacar saya jelek"
besoknya...
"Iya sih gue mah jelek"
"gak kok lo ganteeeeeng banget"
"Kemaren kata lo pacar lo jelek"
"Yang penting kan gue sayang"
"makasih ya sayang"
(Belom pacaran)
"Ji, entar jemput gue ya di damkar"
"Jam berapa?"
"Jam 2 kayanya"
"Liat nanti ya, takut gak bisa"
-----------------
"Eh, lo sampe Cilegon jam berapa?"
"Jam 2, jemput ya"
"Iya, gue jemput ya"
2 Desember 2010
"Eh maaf tadinya gue niat bangun jam 12 tapi apa daya mata tak sampai. Gue gak tau gimana bisa, tapi gue juga sayang sama lo"
"Kok bisa ya, padahal awalnya gue juga gak tau, tapi yaudahlah mungkin emang ini jalannya. Masa sih gak bisa bangun jam 12"
"Haha yaudahlah liat aja sampe kapan kita bertahan"
First Call
"Halo"
"Halo Assalamualaikum"
Waalaikumsalam. Aji? Ngapain lo nelpon gue?"
"Ya terserah gue lah, lo kan pacar gue"
1 September 2011
Berantem Aji mau ke pantai.
"Aku berangkat ke pantai ya"
"Kita putus aja ya"
------------------
"Sayang kok jadi gini sih? Jangan putus ya, kita besok 9 bulanan lho"
" :( "
"Plis yang jangan putus ya :( "
"Iya sayang, maafin aku ya udah ngomong gitu"
2 Oktober 2010
"Selamat 10 bulanan ya sayang"To be continued...
mantan ~ @hurufkecil #15harimenulis diblog
hey kamu,
dulu kamu bilang dia manis
kamu bilang dia baik hati
kamu pdkt dengannya kurang lebih seminggu
kemudian pacaran, dan putus 2 minggu kemudian
setelah jadi mantan, tak saling menyapa
hey kamu,
dulu kamu bilang temannya lebih baik
kemudian kalian pdkt dengan waktu yang sama singkatnya
kemudian pacaran, lalu kamu bosan, dan putus seminggu kemudian
setelah jadi mantan, tak saling menegur
hey kamu,
dulu kamu bilang dia manis
kamu bilang dia penyabar
kemudian kalian pdkt dengannya kurang dari sebulan
kemudian pacaran, lalu ternyata dia posesif, dan putus dua bulan kemudian
setelah jadi mantan, kamu merasa dia mengganggumu
hey kamu,
dulu kamu bilang dia tampan
kamu bilang dia pacar impianmu
kemudian kalian pdkt satu hari
kemudian pacaran, lalu pacarnya ada tiga, dan putus sebulan kemudian
setelah jadi mantan, putus hubungan
hey kamu,
dulu kamu bilang dia baik hati
kamu bilang dia kaya, dan sangat sayang padamu
kemudian kalian pdkt dua bulan
kalian pacaran, lalu kalian sering bertengkar, dan putus satu setengah bulan kemudian
setelah jadi mantan, anjing-anjingan
hey kamu,
dulu kamu bilang dia yang terbaik
kamu bilang dia sangat sayang padamu
kemudian kalian pdkt kurang dari seminggu
kemudian pacaran, lalu pacarnya ada dua, dan putus tiga minggu kemudian
setelah jadi mantan, bermusuhan
hey kamu,
jangan pdkt terlalu sebentar
kenali pasanganmu dulu
jaga hubungan baik dengan mantanmu
mereka semua pernah jadi orang yang berarti, kan?
for my beloved sista :)
Senin, 10 Oktober 2011
hujan ~ #15harimenulisdiblog
16 November 2010
Tepat sehari sebelum perayaan hari raya kurban, jam 7 pagi kamu menjemput aku di rumah. Kita berlari pagi di jogging track. Balapan lari, ah bodohnya, tentu saja aku kalah.
Lelah. Kita duduk di bangku taman berdua. Saling bercerita. Hujan pun datang. Tadinya hanya berupa tetesan kecil. Entah kenapa aku tidak ingin beranjak dari sana. Sampai akhirnya tetesan yang lebih besar datang menyerang, kitapun berlari mencari tempat berteduh.
Di tukang somay kita duduk dengan orang-orang lain yang juga berteduh. Dingin sekali. Kamu menawarkan pelukan dengan tertawa. Ehm, kita belom pacaran lho.
Setelah hujan menipis, kita naik motor dengan ditutupi jas hujan, satu untuk berdua. Ada rasa aneh. Hangat. Ups. Kita berteduh lagi karena hujan tak kunjung berhenti sampai 2 jam kedepan. Rasanya hujan itu membawa sejuta perasaan untuk hati kita masing-masing. Waktu itu, kamu curi-curi mengecup kepalaku. Ehm, kita belom pacaran lho.
for my dearest Aji Munaji, remember this, darl?
Minggu, 09 Oktober 2011
hadiah ~ #15harimenulisdiblog
24 Februari 2009
Tepat usianya 18 tahun. Sehari sebelumnya aku berkeliling ke pusat perbelanjaan untuk mencari hadiah yang tepat untuk usianya yang bertambah-atau berkurang? Sesuatu yang bermanfaat. Aku tidak suka memberi benda yang hanya untuk hiasan. Sesuatu yang sangat spesial untuk orang yang singgah dihatiku bertahun-tahun lamanya, ya tentunya tanpa dia tahu. Mungkin dia tahu. Mungkin juga tidak. Ah, sudahlah. Akhirnya aku memutuskan untuk membelikannya jam beker berbentuk masjid dan bersuara adzan sebagai suara alarmnya. Dia orang yang taat beribadah.
Tepat di hari ulang tahunnya aku menunggunya di depan ruang kepala sekolah, tempat dimana setiap orang lewat sehingga aku mudah menemukannya. Tiga orang temanku memperhatikanku dari jauh. Rasanya detak jantungku seperti mau meledak, begitu juga dengan teman-temanku, they really know what i feel. Dia lewat. Aku memanggilnya. Dengan getaran dari ujung rambut sampai ujung kaki aku berusaha terlihat sewajar mungkin. "Ini ka, kadonya. Selamat ulang taun ya", suaraku tidak bisa menyembunyikan rasa tegangku. "Makasih banyak, ya", dia tersenyum sangat manis. Dia mengusap kepalaku. Rasanya aku butuh oksigen saat itu juga. Aku butuh kaki lain yang lebih kuat untuk menopang tubuhku.
Ketika dia pergi, semua temanku langsung menghampiriku. Aku memeluk mereka dan berusaha bernafas lebih lega. Kata mereka, mereka seperti habis menyaksikan sinetron.
Besoknya, dia lewat di hadapanku-dan kebetulan melihatku. Dia berkata "Kadonya bagus, saya suka", sambil tersenyum dan mengacungkan jempol. Aku pingsan.
Jumat, 07 Oktober 2011
pesan ~ @hurufkecil #15harimenulisdiblog
Semuanya belom lama terjadi. Tepatnya seminggu yang lalu. Saat itu aku terkunci-maksudnya sengaja dikunci-oleh teman-temanku di toilet. Mereka meninggalkanku dengan suara tawa yang sangat puas. Mereka memang sangat jahil. Aku hanya berteriak-teriak sampai kerongkonganku kering, tapi tak ada juga yang membukakan pintu. Aku mulai panik dan berteriak semakin keras. Tiba-tiba pintu terbuka. Laki-laki. Aku ingin berteriak, tapi dia langsung pergi. Akupun hanya tertegun memandang punggungnya.
Aku berjalan ke kelas sambil mencoba mengingat dia anak kelas berapa. Tapi tak juga kuingat. Aku berbalik ke perpustakaan. Ibu guru mengusirku karena terlambat. Aku memilih novel-novel yang ringan untuk dibaca. Ketika aku melihat ke depan, ada laki-laki itu! Yang tadi menolongku. Aku menghampirinya dan mengucapkan terima kasih atas pertolongannya. Dia tidak menjawab, lalu pergi. Aku shock.
Sejak saat itu, aku punya rutinitas baru di sekolah. Masuk ke perpustakaan, mencarinya, menyapanya, kemudian ditinggal pergi. Sampai hari ketiga aku melakukan hal yang sama dan mendapat reaksi yang sama juga. Aku pun mulai membentaknya. "Lo itu kenapa sih? Setiap gue ajak ngomong selalu ninggalin gue pergi? Salah gue apa ke lo?". Reaksinya lagi-lagi sama seperti kemarin, pergi meninggalkanku. "Gue jelek ya? Makanya lo gak mau ngomong sama gue?", teriakku. Apa sih aku, aku bukan gadis yang terlahir dengan wajah di bawah standar, hehe.
Keesokan harinya aku ke perpustakaan lagi. Entah kenapa aku begitu penasaran. Aku mengambil novel yang biasa ku ambil. Membukanya sambli terus mencari-cari Eka, nama laki-laki itu. Aku mengetahuinya dari penjaga perpustakaan. Dia kakak kelasku. Aku tidak menemukan Eka. Aku kesal dan memilih membaca novel. Ada kertas kecil terselip disana. Ku buka perlahan. Isi pesannya "Kamu cantik, Diana. Eka. ". Senyumku langsung tersungging membacanya.
Aku menghampiri penjaga perpustakaan dan bertanya apakah Eka sudah kesini atau belum. "Eka kan pindah ke Kalimantan", jawab ibu penjaga. Aku terduduk lemas sambil menggenggam pesan kecil dari Eka.
Kamis, 06 Oktober 2011
telur dadar ~ @hurufkecil #15harimenulisdiblog
Pagi hari
"Sayang, aku lagi makan nih", isi smsnya pagi ini.
"Iya sayang, pake apa?", balasku.
"Telur dadar"
Siang hari
"Sayang, jangan lupa makan ya", aku mengirim sms untuknya.
"Iya sayang, ini aku lagi masak buat makan siang", jawabnya.
"Masak apa sayang"
"Telur dadar"
Malam hari
"Sayang, udah makan?", isi smsnya ketika aku selesai makan.
"Udah sayang, baru aja. Kamu?", balasku.
"Udah juga sayang hehe"
"Oh, pake apa sayang makannya?"
"Telur dadar"
Aku mulai gusar. Apa tak ada jawaban lain setiap kutanya dengan apa dia makan? Tapi begitulah dia setiap harinya. Memasak sendiri untuk menu makannya. Karena itu dia memilih menu yang instan seperti telur dadar atau mie instan. Bukan karena dia suka.
Dia bukan anak kos. Ibunya adalah seorang wanita yang sibuk sehingga dia harus mengurus dirinya sendiri.
"Sayang, kamu suka gak punya pacar kaya aku?", tanyaku suatu hari."Seneng dong, apalagi kalo kamu bisa masak buat aku. Tapi sayang kamu gak bisa masak". "Heh! enak aja! aku bisa masak tau!". "Alah, buktiin dong", tantangnya sambil terus meledekku.
"Sayang, badan aku panas, di rumah gak ada orang", smsnya malam itu langsung membuatku jungkir balik. Aku berpakaian seadanya dan langsung mengendarai motorku ke rumahnya. Di kamarnya dia terbaring pucat. Aku mengambil air dingin dan mulai mengompres kepalanya. "Sayang, aku laper", rintihnya. Aku langsung ke dapurnya. Kubuka kulkas, banyak sayur-sayuran disana. Sop, sayur asem, dan bayam. Aku tak bisa memasak apapun di antara mereka. Aku bingung sampai akhirnya mataku tertuju pada telur di bagian pintu kulkas.
Segera ku campurkan telur dengan bawang merah, cabe rawit, dan garam tentunya. Aku menggorengnya dengan penuh hati-hati. Ya, dia benar. Aku tidak bisa memasak. Setelah aku yakin ini sudah matang, kubawa ke kamarnya.
"Kamu masak?", tanyanya. Halah, masa aku habis cuci piring sih. Dia melihat piring yang kubawa, nasi dengan telur dadar diatasnya, dan dihiasi kecap yang membentuk wajah tersenyum. Dia tersenyum. "Yaudah kalo gak mau makan!", aku merasa diledek. "Eh, enak aja. Suapin dong", hah manjanyaaa. Tapi aku mentolerir berhubung dia sedang sakit.
Aku menyuapkan sesendok nasi dengan telur. Dia mengunyah sebentar, kemudian berhenti. Dia tersenyum. "Gak enak ya?", aku bertanya dengan wajah memelas. Dia merebut piring yang aku pegang, kemudian makan sendiri dengan lahapnya. Aku tersenyum. "Enak ya masakan aku, lahap banget?", aku menggodanya. "Gara-gara aku laper aja jadinya enak", jawabnya dengan muka sok. "Ih sayaaaaaaang", aku mencubit perutnya. Dia hanya tertawa.
Rabu, 05 Oktober 2011
taman kanak-kanak ~ @hurufkecil #15harimenulisdiblog
Mereka berlarian, saling berkejaran. Penuh tawa dan keceriaan, tanpa beban dan masalah yang berarti. Aku suka duduk disini, Taman Kanak-kanak Harapan Bangsa. Memandangi mereka bocah-bocah yang imut. Rasanya jiwa ingin menculik salah satu dari mereka sangat besar. Mereka terlalu lucu dan menggemaskan. Sayang, mereka tak lepas dari pengawasan para guru berseragam abu-abu.
Dia seumur mereka. 5 tahun. Berlari-lari seperti mereka. Memelukku saat lelah berlari. Bercerita tentang sulitnya menghafal huruf A-Z. Menyanyi lagu Balonku atau Bintang Kecil. Memintaku membuatkan bekal yang enak. Tapi tidak lagi. Si kecil Aedes Aegypti menghisap darahnya, menghisap hidupnya. Aku tak bisa melakukan apa-apa untuknya. Begitu juga orang yang ingin disebut Dokter. Hanya doa dan harap yang aku kuatkan. Sampai dia pergi.
Di Taman Kanak-kanak ini, aku mencoba mengingat wajah mungilnya. Rengekannya ketika meminta mainan baru. Lamunanku buyar. Anak-anak yang berlarian itu berteriak-teriak padaku. "Orang gila... Orang gila...". Aku bangkit dan meninggalkan TK itu, membenarkan rambutku yang kusut dan bajuku yang robek.
Selasa, 04 Oktober 2011
hilang ~ @hurufkecil #15harimenulisdiblog
Januari 2006
Kami berjabat tangan waktu itu, sambil menyebutkan nama kami masing-masing. Kemudian bertukar nomor handphone. Ah, betapa tidak tau malunya aku meminta berkenalan. Beberapa hari kemudian, ku ketahui dia adalah murid yang sangat berprestasi di SMP terbaik di kotaku. Berbanding terbalik denganku. Cinta pada pandangan pertama itu, semakin besar. Hubungan kami sangat baik, meskipun dia tidak menganggapku lebih dari seorang teman. Tak masalah.
Juli 2007
Kami berada di sekolah yang sama. Aku mati-matian belajar agar bisa masuk SMA terbaik di kotaku, tempatnya bersekolah. Kini kami berada di lingkungan yang sama, sebagai senior-junior. Aku harus memanggilnya dengan sebutan "Ka" untuk menghormatinya. Tentu saja karena dia adalah Ketua Osis di sekolah itu. Hubungan kami tidak sedekat dulu. Ada berbagai batas di antara kami, saling menjaga jarak. Tapi hubungan kami masih tetap baik karena akupun akhirnya masuk Osis juga :)
Mei 2009
Hari kelulusan itu tiba. Dia lulus dan harus menimba ilmu di perguruan tinggi terbaik di Indonesia. Jauh. Sampai saat itu, aku tak pernah sekalipun menyatakan cintaku. Tapi aku yakin dia mengetahuinya. Dan menghargaiku.
Oktober 2010
Hampir 5 tahun aku mencintainya. Sangat dalam. Dan tidak terbalas-yang ini menyakitkan-olehnya. Sampai saat ini aku tidak menjalin hubungan khusus dengan laki-laki lain. Aku... mencintainya. Tidak peduli bagaimana perasaannya. Di bulan ini, 'dia yang lain' datang. Temanku, tidak dekat. Dan kami menjadi dekat mulai bulan ini. Menjalani hari-hari bersamanya itu... menyenangkan. Aku suka.
Desember 2010
'Dia yang lain' menyatakan cintanya padaku. Kamipun menjalin hubungan. Aku mencintainya. Tapi aku masih mencintai 'dia yang lama'. Cinta selama 5 tahun itu tidak bisa hilang begitu saja.
Oktober 2011
10 bulan aku dan 'dia yang lain' menjalin hubungan. Aku sangat menyayanginya. Perlahan aku merasakan, cintaku kepada 'dia yang lama', hilang...
Minggu, 02 Oktober 2011
Timeline ~ @hurufkecil #15harimenulisdiblog
Waktu itu saya melihat teman saya me-retweet status sebuah akun. Saya lihat akunnya cukup unik. Tapi saya belum berminat untuk follow akun tersebut. Saya beraktivitas seperti biasa. Di hari yang lain, saya melihat akun tersebut kembali muncul di timeline saya. Saya mulai penasaran dan membuka timelinenya. Menarik. Saya suka tweetnya. Kemudian saya follow akun tersebut. Sampai saat ini, akun tersebut mewarnai timeline saya, bahkan kadang memenuhi hingga update yang lain tertutup.
Suatu ketika teman saya datang ke rumah. Kami memiliki selera yang sebagian besar sama. Kemudian saya perlihatkan akun tersebut kepada teman saya. Seperti dugaan saya, diapun menyukainya. Tweetnya terkadang lucu, terkadang mendramatisir, dan semuanya... membuat senyum di bibir saya. Andai saja saya bisa berkenalan dengan pemilik akun tersebut. Terima kasih telah menjadi alasan untuk tersenyum saat membaca timeline, @hurufkecil ☺
Sabtu, 01 Oktober 2011
pekenalan ~ @huruf kecil #15harimenulisdiblog
Tuuuut... Tuuuut... Tuuuut
Sudah 7 kali aku mencoba menghubunginya. Tapi yang kudengar dari tadi hanyalah nada sambung yang lebih mirip orang buang angin. 23 pesan singkatku tak ada satu pun yang terbalas. Kami berjanji bertemu malam ini pukul 7 malam. Dan sekarang waktu sudah menunjukkan pukul 6 lewat 30, malam. Aku merebahkan tubuhku di kasur kesayanganku, mencoba membagi bebanku. Aku mencoba meneleponnya sekali lagi, terserahlah.
Tuuuut... Tuuuut... "Hallo", terdengar suara dari seberang sana. Aku berjingkrak senang. Tapi tunggu, suaranya... wanita! "Ha.. Hallo", jawabku ragu. "Dengan Rina?", tanya wanita itu. Suaranya terdengar agak marah. Hey, aku yang seharusnya marah disini. Berani sekali mengambil alih ponsel pacarku. "Iya, maaf ini dengan siapa? Kenapa bisa pegang hp Aji?", nadaku tidak kalah ketus. "Saya mamanya Aji. Ajinya lagi keluar sebentar", jawabnya. Rasanya dunia berhenti berputar, darah berhenti mengalir, oksigen dan karbon dioksida berhenti bertukar di paru-paruku. Ini mamanya.
Selama 10 bulan kami menjalin hubungan, tidak pernah aku diperkenalkan pada mamanya. Aji memang belum boleh berpacaran. Padahal usianya sudah memasuki kepala dua. Alasannya? Mamaya takut pacarnya akan mengajak menikah. "Oh maaf bu, kalau begitu nanti saya telepon lagi aja", suaraku bergetar takut. "Rina siapanya Aji?", tanyanya. "Sa.. Saya temennya Aji bu", aku berbohong. Aku khawatir Aji yang akan kena imbasnya kalau aku berani mengaku bahwa aku kekasihnya selama 10 bulan ini. Mamanya memang agak keras. "Temen? Temen kencan?", tanyanya lagi. Aku hanya terdiam.
"Gini lho neng, Aji kan masih kuliah, masih harus belajar. Ibu takut kalau pacaran bikin konsentrasi kuliah Aji pecah nantinya. Ibu juga gak mau Aji nikah di usia muda", kata mamanya.
Aku terdiam sesaat dan menarik nafas. "Bu, saya juga masih kuliah, saya punya cita-cita yang mau saya capai dulu. Saya juga gak pernah berfikir akan menikah secepat itu. Masalah konsentrasi kuliah, Insya Allah gak akan pecah bu. Kami gak saling mengganggu kok kalau dalam urusan kuliah. Buktinya IP kita semester ini sama-sama naik", aku mencoba memberi pengertian.
"Coba nanti buktiin kata-kata kamu ya. Kalo semester ini IP Aji dan kamu naik, berarti kalian bisa dipercaya" katanya tegas.
Aku tertegun Aku diberi kesempatan. "Jadi saya boleh pacaran sama Aji, Bu?" tanyaku antusias.
"Dengan persyaratan tadi ya. Nanti dateng ya ke rumah. Ibu mau kenal sama kamu"
"Oh iya, Bu, nanti saya datang", jawabku senang. Telepon pun berakhir. Aku kegirangan. Akhirnya aku bisa berkenalan dengan orang tua pacarku.
Sepatah Kata Untuk Idolaku
HAPPY BIRTHDAAAAAAAY MAS ALITT SUSANTO
Posting ini khusus gue tulis buat @shitlicious yang selama ini udah baik banget mau ngehibur kita semua meskipun dia harus dihina, dicaci, dimaki di twitter. Tapi dia rela asal kita semua bahagia. Kita jangan sampai seperti dia ya teman-teman, cukup dia dan teman seperjuangannya saja, @poconggg, yang merasakan penderitaan hebat itu.
Who is Mas Alit? Buat yang belom kenal Mas Alit, rugi banget deh. Dia itu mahasiswa abadi, pemimpin Tuna Asmara, dan seleb twitter. Dia juga penulis hebat lho. Gak bisa deh gak ngekek kalo baca tulisannya. Coba aja baca disini. Dari gaya tulisannya, gue sempet ngebayangin Mas Alit itu cowok yang cool dengan suara sexi dan style mendukung. Tapi setelah melihat stand up comedy nya, ternyata suaranya medok dengan tampang pas-pasan :p. Tapi itu semua gak membuat para followernya mengklik tombol unfollow di acc @shitlicious . Kita semua tetap sayang sama Mas Alit :)
Di hari ulang tahunnya ini, gue mau berdoa buat Mas Alit. Semoga lo cepet kelar skripsinya, bisa berkarir sesuai dengan jurusan kuliah lo tapi pastinya masih aktif nulis juga, semoga dapet pasangan hidup yang setia sama lo Mas meskipun agak susah. Pokoknya semua yang terbaik buat lo :)
LOVEYOUUUUUUU Mas Alit :*
Jumat, 30 September 2011
malam minggu ~ @hurufkecil #15harimenulisdiblog
Bukit. Langit. Gelap. Bintang. Aku. Dia. Entah malam minggu yang ke berapa dalam hubungan kami. Seratus? Dua ratus? Mungkin lebih. Semuanya indah. Semuanya berarti. Termasuk malam ini. Kami berbincang tentang keseharian. Tapi semuanya terasa penting. Berbincang tentang hal-hal yang pernah membuat kami terluka. Berbincang tentang hal-hal yang sering kami tertawakan. Hal-hal yang membuat kami saling mencintai. Dia bangkit berdiri, menarik tanganku yang masih terduduk di tanah. Memelukku, berbisik ... "Nikah yuk!". 2 kata yang sangat sederhana membuatku menatapnya meminta keseriusan. Dia memasang cincin di jari manisku ...
Dan aku tahu itulah malam minggu yang terindah.
Dan aku tahu itulah malam minggu yang terindah.
Kamis, 29 September 2011
ciuman pertama ~ @hurufkecil
Disini, di tepi pantai, tepat 2 tahun yang lalu, kamu bilang aku adalah wanita yang sangat berarti dan berpengaruh besar pada perasaanmu. Aku hanya tersenyum, menunduk, wajahku bersemu merah. Kami mengucap janji untuk saling menjaga cinta. Sekarang genap 2 tahun kami telah memegang teguh janji manis itu. Kami berdiri disini sekarang, mengingat semuanya. Tak ada yang berbeda, semuanya masih tampak indah. Dia, sang pencepat detak jantungku, menatapku dalam. Aku ikut menatap bola matanya yang berbinar cokelat. Dia masih menatapku. "Kamu mau ngajak aku balapan liat-liatan mata?", aku menantang seperti anak ayam yang sok berani melawan elang yang akan menangkapnya. "Boleh. Siapa takut?", sang elang menjawab tantangan.
Dia terus menatapku tajam, begitu juga aku. Lama, kami hanya saling menatap. Hanya angin laut dan deburan ombak yang sibuk berbisik dan membicarakan kami. Wajahnya mendekat padaku. Deru nafasnya semakin terdengar jelas. Aku bersiap-siap, dan ... dia menarik kepalanya. Dua telapak tangannya yang besar dan hangat mengusap wajahnya. "Aku menang, aku menang, balapan liat-liatan aja kalah huu", aku bersorak-sorak menertawai kekalahan sang elang yang gagal menangkap anak ayam. "Aku yang menang", katanya lirih. Aku menatapnya dengan pandangan merendahkan. Apa dia tidak bisa menerima kekalahan kecilnya, hufff. "Aku mau jaga kamu. Aku gak mau bikin noda buat kamu. Aku menang, aku masih bisa mengendalikan keinginan aku yang mungkin bisa bikin kamu benci sama aku", dia berbicara pelan dan takut. Aku hanya menatapnya seperti bayi yang bingung mengapa ia diberi asi padahal ia ingin diganti popoknya. Syukurlah sepertinya dia menangkap kepolosanku.
Dia hanya merangkulku. Aku membenamkan wajahku di pundaknya yang kekar. Dia mengusap kepalaku perlahan, membelai pipiku, menarik wajahku, dan ... menyapu bibirku dengan bibirnya. Satu detik. Dua detik. 3 detik. Kami melepaskan bibir kami yang bersatu. Aku tak berani menatapnya. Dia menarik wajahku kembali, menciumku kembali. Yang ini lebih dari 3 detik. Ciuman pertamaku begitu ... menggetarkan. Rasanya seperti ... mencari sisa-sisa buah di biji mangga.
Aku melepaskannya. Berlari. Meninggalkannya pulang. Aku menangis di kamar. Hujan deras tiba-tiba turun. Menyamarkan suara tangisanku. Tangisan penyesalan yang amat dalam. Aku merasa ternoda. Ku dengar ketukan pintu, suara ibu yang mengatakan dia datang. Aku mengusap air mata sebisaku. Setidaknya aku tidak terlihat seperti gadis cengeng yang menangis ketika diberi ciuman pertama. Hanya kata maaf yang berulang kali keluar dari bibirnya yang tadi menempel di bibirku. Aku menarik nafas sedalam-dalamnya. Mencoba mengingat semua kebaikannya agar aku bisa memaafkannya.
Aku menatapnya, menciumnya ...
2 desember 2010
tak pernah ada yang menyangka
aku kamu ataupun mereka
mungkin memang begini datangnya cinta
bukan karena pandangan pertama
tapi karena terbiasa bersama
bila memang ini jalannya
tak perlu tanya berapa lama
biarkan semua tetap apa adanya
tak perlu terlalu di pelihara
jika ada yang lain di hatimu
segera katakan padaku
jangan pernah khianati aku
langsung putuskan saja aku
kejarlah pilihanmu
tapi jika dia tak memilihmu
jangan pernah kembali padaku
yang lalu biarlah berlalu
biarkan semua kembali seperti dulu
:))
aku kamu ataupun mereka
mungkin memang begini datangnya cinta
bukan karena pandangan pertama
tapi karena terbiasa bersama
bila memang ini jalannya
tak perlu tanya berapa lama
biarkan semua tetap apa adanya
tak perlu terlalu di pelihara
jika ada yang lain di hatimu
segera katakan padaku
jangan pernah khianati aku
langsung putuskan saja aku
kejarlah pilihanmu
tapi jika dia tak memilihmu
jangan pernah kembali padaku
yang lalu biarlah berlalu
biarkan semua kembali seperti dulu
:))
TERLAMBAAAAAAAT !
Kisah ini terjadi waktu gue kelas XI. Waktu itu hari senin, gue inget banget. Gue, sela, swa, sama depi baru sampe sekolah kita tercinta jam setengah 8. Padahal upacara di mulai jam 7 lewat 15. Tapi entah siapa penyebabnya, tapi gue yakin salah satu dari 4 cecunguk ini ada yang males upacara jadi sengaja berangkatnya di siangin sehingga menyebabkan yang lain terlambat. Ya maklum lah dulu kita berangkat bareng-bareng , tunggu-tungguan di bank mandiri. Gak bakalan dah berangkat kalo salah satu belom dateng. Gue juga gak tau apa maksudnya, entah solideritas atau apalah embuh gue juga. Yang pasti tiap hari ada aja yang kesiangan. Ya kadang kasian sih sama anak yang pada di angkot tapi mamangnya gak jalan-jalan gara-garanungguin kita naik angkot. Ujungnya ya mereka jadi korban keterlambatan kita. Tapi ya apa di kata solideritas itu penting coy.
Kembali ke awal cerita. Kita terlambat dan sengaja gak turun di depan gerbang biar gak nyetor muka ke andi sama rohim, satpam smancil tercinta. Duduklah kita di warjok dengan puluhan anak lain yang senasib terlambat juga. Para new comer yang biasanya anak kelas X pada ngemis ke pak Andi buat bukain pintu gerbang, ngeeek berharap amat. Sedangkan para muka-muka lama duduk dengan santai, ada yang nyusun strategi, ada yang sempet ngerjain PR, ada juga yang sarapan. Setelah upacara selesai, bubar deh semua cari tempat yang asoy buat manjat, berharap penjagaan diperlonggar setelah upacara.
Gue berempat pilih manjat di belakang XI IPS 1. Swa sama Sela manjat duluan sedangkan gue sama depi jaga keamanan.Maklum lah swa paling bloon kalo masalah ginian jadi harus didahulukan. Mereka berduapun berhasil masuk dan udah ada di dalam. Giliran gue sama depi yang manjat. Tiba-tiba muncul sesosok guru dari atas XII IPA 6, dan itu adalah pak Romli. Gue langsung loncat lagi, sedangkan swa sama sela ngacir gatau kemana. Gue sama depi ngumpet dulu sampe keadaan aman terkendali.
Setelah aman gue sama depi manjat lagi dan berhasil. Setelah di dalem kita nyari-nyari swa sama sela. “Di XI IPA 3 kali” kata depi. Kita pun ke IPA 3. Pas mau lewat ruang piket kita berhenti. “Rin ketauan gak kalo lewat ruang piket?” Tanya depi. “Alah kalo kita pasang tampang santai mah gak bakal di curigain” jawab gue. Kitapun menantang maut lewat ruang piket. Tiba-tiba ada suara “sstt sstt” “Rin kayanya ada yang sstt sstt ke kita deh” kata depi. “Alah sok gak denger aja dep” kata gue. “sstt sstt” ada suara itu lagi. Tapi kita jalan terus dan makin cepet “Eh kamu berdua!” Gue sama depi balik badan dan ternyataaaaa itu pak Romli. “Eh kenapa pak?” Tanya gue sok lugu. “Kenapa kenapa, udah manjat masih nanya kenapa lagi, udah sana ke lapangan”katanya. Gue sama depi langsung pasrah aja ke lapangan.
Setelah di lapangan, ternyata itu dua cecunguk swa sama sela lagi lari keliling lapangan sama anak-anak lain yang terlambat. Gue sama depi senyum kecut. Terus kita langsung ikut lari aja. “Sel berapa keliling” Tanya gue ke sela. “10 keliling “ kata sela. “lo udah berapa keliling ?” “udah 8” kata sela. “Eh kamu berdua siapa yang nyuruh lari” teriak pak Romli setelah kita lari 2 keliling. Gue sama depi langsung berhenti. “Abis yang lain lari sih pak, ya kita mah inisiatif aja” jawab gue cengar-cengir sama depi. “Karna kalian tadi gak upacara sekarang kalian upacara berdua di depan bendera” katanya. Melongo lah gue sama depi. “Apaan pak kok upacara, tadi yang lain pada lari kok” bantah gue. “Eh cepet sana, apa mau saya bawa ke pak asep?” ancamnya. “Iya iya pak” gue sama depi pasrah aja daripada urusan sama pak asep bisa orang tua segala di bawa-bawa entar.
Gue sama depi ke depan bendera dan hormat. Buset itu lagi panas-panasnya. Apaan kali. Di liatin sama anak-anak kelas X. Tiba-tiba ada segerombolan anak kelas 3 masuk lapangan mau olahraga. Gue sama depi langsung kelabakan, apalagi itu kelasnya Ka Alfan Ketua Osis rusak lah image kita sebagai anak buahnya. Terus ada ka Gega sama Ka andi langsung ngekek liat gue di jemur depan bendera. “Kenapa lo?” Tanya ka Gega. “Biasa manjat ketauan” jawab gue. Terus ka alfan, ka gega, ka andi pada ikutan gue sama depi hormat. Terus kurang ajar banget itu anak IPA 5 malah pada main voli ckck. Tapi untung kita punya kaka yang baik kaya teh nila yang beliin kita minuman dingin uhuy.
Sampe jam 10 kita masih ngejegrak di lapangan dan udah dengan muka pucet kita memutuskan untuk udahan aja karna dari tadi gak ada komando dari pak romli. Kita pun ke ruang piket mau ngambil tas kita, dan ternyataaaaa pak Romli gak ada. Ah petoak kenapa gak dari tadi aja kita udahan !
Dan apakah gue sama depi besoknya tobat, ckck ternyata sama aja. Pengalaman jelek sih tapi kalo udah luluis gini teger teger aja kalo di inget haha. MISS THOSE MOMENTS SO MUUUUUCH SELA DEPI SWAAA :***
Sabtu, 24 September 2011
Matrealisasi Dunia Pendidikan
Pendidikan . Semua orang wajib mendapatkannya. Itu adalah hak manusia. Hal itu juga dikatakan oleh pemerintah Indonesia melalui UU bahwa setiap warga negara Indonesia berhak mendapatkan pendidikan. Pendidikan yang diwajibkan saat ini adalah 9 tahun meliputi SD dan SMP.
Orang Indonesia memang cerdik. Mungkin ini adalah salah satu keberhasilan wajib belajar 9 tahun tersebut. Pendidikan yang semestinya dijadikan tempat mewariskan ilmu malah dijadikan lahan bisnis oleh oknum-oknum yang haus materi. Contoh yang nyata adalah ketika saya SMA dulu, teman saya melihat daftar harga buku. Disana tertulis bahwa harga buku Rp 11.000, namun guru kami menjualnya dengan harga Rp 13.000. Berarti sekolah mengambil laba Rp 2.000. Jumlah murid sekolah saya waktu itu adalah sekitar 1000 siswa. Apabila dihitung dengan asumsi semuanya membeli buku berarti sekolah telah mendapat laba sekitar Rp 2.000.000. Itu adalah laba dari penjualan 1 buku, sedangkan buku yang dijual saat itu adalah sekitar 10 buku yang berarti sekolah mendapat laba Rp 20.000.000.
Hal tentang pengambilan laba dari penjualan buku itu mungkin bisa disangkal sekolah untuk biaya kirim dan lain-lain. Saya masih memiliki contoh lain dan kali ini di dunia kampus saya. Untuk nama baik kampus saya tidak menyebutkan namanya. Ketika itu ada dosen mata kuliah agama saya yang mewajibkan mahasiswanya untuk membeli buku hasil karangannya dengan rekan-rekan sesama dosen. Beliau mewajibkannya. Dan ketika saya memilih meminjam kepada teman saya yang sudah senior, saya mendapatkan nilai D di salah satu tugas saya. Padahal saya mengerjakan tugas dengan sebaik mungkin. Ketika saya komplain dengan nilai tersebut, beliau beralasan bahwa saya dianggap mencontek karena buku yang saya miliki adalah buku pinjaman. Padahal buku pinjaman saya itu bersih tanpa ada bekas coretan jawaban. Saya dan teman-teman yang bernasib sama terus mendesaknya tetapi beliau tetap memberi kami nilai D meskipun ia sendiri sudah tidak tahu harus beralasan apa lagi.
Hal-hal yang menyangkut laba sebaiknya tidak dilakukan di area pendidikan mengingat tidak semua siswa adalah orang yang berkecukupan. Apalagi mahasiswa yang seharusnya memiliki kebebasan dalam menentukan referensi buku. Wajib memiliki mungkin bisa diterima, tapi wajib membeli itu pencekikan. Kalau ingin mengambil laba, jadi saja pedagang jangan jadi guru. Ini dunia pendidikan, tempat transfer ilmu bukan area perdagangan atau pemaksaan.
changed
Anda adalah orang yang sangat saya hargai, saya hormati, saya banggakan. Dulu. Ya itu dulu. Sebelum semua keadaannya berubah seperti sekarang ini. Ketika mereka tak mendapatkan izin untuk mengikuti sesuatu yang ingin mereka ikuti, ketika mereka tak dibolehkan untuk pergi ke tempat yang jauh, ketika mereka tidak bisa bermain sampai larut, ketika mereka harus pulang ketika bel sekolah berbunyi, aku tidak mengalami semua hal yang sangat merusak keindahan masa muda itu. Dan aku bangga, karena dengan senangnya aku berkata kepada mereka "aku boleh". Aku tidak perlu melakukan kebohongan untuk mendapatkan kata "boleh".
Semua kebebasan itu, sama sekali tidak menunjukkan tanda tak sayangnya Anda padaku. Aku tau Anda sangat menyayangi aku, dan mempercayai aku. Percaya akan semua hal yang ku lakukan adalah masih di dalam norma dan nilai yang berlaku. Percaya bahwa aku dapat menjaga kepercayaan yang Anda berikan sebaik-baiknya. Dan aku memang menjaganya.
Aku yang semakin beranjak dewasa ini, hingga akhirnya mengenal cinta. Entahlah. Sepertinya Anda mencabut kepercayaan itu. Sedikit. Sedikit. Sedikit. Setiap pertemuan, butir-butir kemarahan Anda berjatuhan. Bahkan meskipun pertemuan itu bukan dengannya. Aku mengerti dengan ketakutan Anda bahwa aku akan seperti mereka yang tak terjaga atau menjaga. Tapi sungguh, melarang aku pergi kemanapun itu berlebihan. Apalagi melihat aku yang dulu bebas.
Aku memohon kepada Anda, jangan perlakukan aku seperti itu. Itu membuat aku sedih. Bukan itu saja. rasa hormat serta penghargaanku pada Anda pun perlahan menyusut. Butir-butir keohonganpun banyak berjatuhan dari bibirku. Bisa kita seperti dulu, saling percaya, mama?
Jumat, 23 September 2011
Kuliah VS Bis Ngetem
Angkutan umum mungkin sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari bagi sebagian besar orang yang tidak menggunakan kendaraan pribadi. Salah satu kendaraan yang sudah tidak asing lagi bagi warga Indonesia, khususnya Cilegon adalah bis. Di cilegon, orang-orang yang bepergian dengan tujuan daerah serang biasanya lebih memilih bis meskipun ada angkutan umum lain seperti angkot dan bis mini. Mengapa? Karena jalur bis ini melalui tol Cilegon Barat-Cilegon Timur-Serang Timur sehingga memungkinkan kita untuk tiba di Kota Serang lebih cepat dibandingkan dengan menggunakan angkot atau bis mini yang harus melalui jalanan kota Serang yang berputar-putar. Selain itu, hanya dengan 3.000 rupiah kita sudah bisa mendapatkan fasilitas tempat duduk yang nyaman serta AC. Sedangkan naik angkot akan menghabiskan ongkos minimal 5.000 rupiah dengan tempat duduk yang kurang nyaman.
Saya sendiri adalah pengguna jasa bis. Namun ternyata tidak semua bis memberikan pelayanan yang memuaskan. Contohnya bis yang bertujuan Kalideres. Sampai saat ini saya belum mengerti mengapa bis Kalideres selalu 'ngetem' berlipat-lipat kali lamanya dibandingkan dengan bis jurusan lain. Hal ini membuat para penumpang menghindari bis dengan jurusan ini, terutama para mahasiswa Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang setiap hari mendominasi penumpang bis. Kami berusaha memilih bis yang tidak 'ngetem' lama supaya tidak terlambat untuk masuk kelas.
Perjalanan dari Tol Cilegon Barat ke Serang adalah sekitar 45 menit, namun bila kita naik bis jurusan Kalideres akan menjadi 1 jam lebih. Saya sendiri memahami bahwa para awak bus ingin memaksimalkan pendapatan dengan memenuhi kursi-kursi yang masih kosong. Tapi saya rasa ngetemnya jurusan Kalideres ini keterlaluan, bisa sampai setengah jam. Seharusnya mereka juga memikirkan urusan penumpang juga. 5 atau 10 menit saya rasa cukup, itupun sudah terlalu lama bagi penumpang yang buru-buru. Saya sering melihat penumpang gusar karena terlalu lamanya bis ini ngetem. Bahkan sering ada penumpang yang turun dan pindah ke bis lain mekipun mereka sudah membayar ongkos perjalanan.
Penumpang dan awak bis sama-sama memiliki urusan. Bis untuk memperoleh pendapatan sebanyak-banyaknya dan penumpang dengan urusannya masing-masing, Maka dari itu lebih baik kalau kita saling menghargai satu sama lainnya, jangan merugikan salah satu pihak.
Langganan:
Komentar (Atom)
